Teks -- Kisah Para Rasul 4:17 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 4:15-22
Matthew Henry: Kis 4:15-22 - Ketetapan Hati Petrus dan Yohanes Ketetapan Hati Petrus dan Yohanes ( Kis 4:15-22)
Di sini diceritakan tentang keputusan bagi peradilan Petrus dan Yohanes di hadapan sidang. Sekar...
Ketetapan Hati Petrus dan Yohanes ( Kis 4:15-22)
- Di sini diceritakan tentang keputusan bagi peradilan Petrus dan Yohanes di hadapan sidang. Sekarang ini mereka telah lulus ujian dengan gemilang, sebab mereka harus dilatih menanggung penderitaan secara bertahap, dan dipersiapkan menghadapi ujian yang lebih berat melalui ujian yang lebih ringan. Sekarang ini mereka hanyalah ibarat berlari dengan orang berjalan kaki belaka. Sesudah ini kita akan melihat mereka berpacu melawan kuda (Yer. 12:5).
- I. Di sini terdapat perundingan dan keputusan sidang mengenai perkara ini, dan tindak lanjut mereka setelah itu.
- 1. Kedua tahanan itu diperintahkan untuk menyingkir (ay. Kis 4:15). Mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang, dan ingin melepaskan diri dari keduanya (perkataan keduanya begitu telak menyinggung hati nurani mereka), tetapi juga tidak mau kalau sampai rasul-rasul itu mendengar pengakuan yang keluar dari mulut mereka. Namun, meskipun kedua rasul itu mungkin saja tidak mendengarnya sendiri, di sini kata-kata itu dicatat. Rancangan-rancangan musuh-musuh Kristus dilaksanakan dalam lingkungan komplotan rahasia, dan mereka menguburnya dalam-dalam seakan-akan hendak menyembunyikan rencana mereka dari Tuhan.
- 2. Sebuah perdebatan timbul seputar perkara ini. Maka berundinglah mereka. Tiap orang diharapkan menyampaikan pikirannya dengan bebas dan memberikan saran menyangkut urusan yang penting ini. Dengan demikian genaplah nas yang mengatakan bahwa para penguasa itu akan bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya (Mzm. 2:2). Pertanyaan yang diajukan adalah, Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? (ay. Kis 4:16). Kalau saja mereka mau menyerah kepada kuasa kebenaran yang meyakinkan dan berwibawa itu, akan mudah mengatakan apa yang harus mereka lakukan terhadap orang-orang ini. Seharusnya mereka menempatkan rasul-rasul itu sebagai kepala sidang, menerima pengajaran mereka, dibaptiskan dalam nama Tuhan Yesus, dan bergabung dalam persekutuan mereka. Namun, ketika orang tidak mau diajak melakukan apa yang seharusnya mereka perbuat, maka tidaklah mengherankan apabila mereka sama sekali hilang akal mengenai apa yang harus dilakukan. Kalau saja manusia bersedia menerima kebenaran-kebenaran Kristus sebagaimana seharusnya, mereka tidak akan mengalami masalah atau kegelisahan. Namun, jikalau mereka menindas atau memenjarakan kebenaran dengan kelaliman (Rm. 1:18), mereka akan menganggap kebenaran itu sebagai batu yang menindih mereka, sampai mereka tidak tahu harus berbuat apa (Za. 12:3).
- 3. Akhirnya mereka sampai pada keputusan, menyangkut dua hal:
- (1) Bahwa sungguh tidak aman untuk menghukum kedua rasul itu atas apa yang telah mereka perbuat. Sebenarnya mereka ingin sekali melakukan hal itu, tetapi mereka tidak mempunyai cukup keberanian, sebab orang banyak mendukung perkara kedua rasul itu dan memberitakan mujizat itu dengan suara lantang. Dan sekarang ini imam-imam juga masih ketakutan seperti sebelumnya, ketika mereka tidak berani menangkap Kristus karena takut kepada orang-orang. Melalui ini tampaklah bahwa teriakan orang banyak menentang Juru Selamat kita adalah suatu hal yang dipaksakan atau diatur, karena arus itu segera kembali kepada saluran sebelumnya. Sekarang mereka tidak dapat menemukan cara untuk menghukum Petrus dan Yohanes, serta alasan apa yang harus mereka ajukan untuk itu, karena takut akan orang banyak. Mereka tahu bahwa merupakan tindakan yang keliru untuk menghukum mereka, dan oleh karena itu sudah seharusnya mereka tidak melaksanakannya karena takut akan Allah. Namun, mereka ternyata hanya menganggap hal itu sebagai sesuatu yang berbahaya, dan oleh karena itu tidak jadi melakukannya karena takut kepada orang banyak. Sebab,
- [1] Orang banyak yakin akan kebenaran mujizat itu. Ini suatu mujizat yang menyolok, gnōston sēmeion – mujizat yang diketahui. Sudah diketahui orang bahwa rasul-rasul itu mengadakan mujizat dengan nama Kristus, dan bahwa sebelum itu Kristus sendiri sudah sering melakukannya. Ini merupakan contoh kuasa Kristus yang sudah diketahui dan bukti atas ajaran-Nya. Bahwa ini sebuah mujizat yang luar biasa, diadakan demi penegasan pengajaran yang mereka beritakan (sebab ini merupakan sebuah tanda), yang telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem. Ini merupakan pendapat yang telah diterima semua orang, dan karena terjadi di gerbang Bait Allah, mujizat itu juga diperhatikan semua orang. Para imam sendiri, dengan segala kelicikan dan kelancangan mereka, tidak dapat menyangkal bahwa kejadian itu memang benar-benar sebuah mujizat. Semua orang pasti akan mengejek mereka seandainya mereka menyangkalnya. Mereka bisa saja dengan mudah menyangkali hal itu di dalam hati, tetapi tidak kepada dunia. Bukti-bukti Injil memang tidak dapat disangkal.
- [2] Orang banyak itu bertindak lebih lanjut lagi, dan tidak saja insaf akan kebenaran mujizat itu, tetapi juga semua orang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi. Bahkan mereka yang tidak terbujuk oleh mujizat itu untuk percaya kepada Kristus pun begitu terharu olehnya sebagai rasa belas kasihan terhadap orang yang malang dan rasa hormat terhadap bangsa mereka, hingga mau tidak mau mereka memuliakan Allah atas apa yang terjadi itu. Bahkan agama berdasarkan akal manusia pun mengajarkan mereka untuk melakukan hal itu. Dan, seandainya para imam menghukum Petrus dan Yohanes atas apa yang membuat semua orang memuliakan Allah, orang-orang tidak akan menaruh hormat lagi kepada mereka dan mereka akan ditinggalkan sebagai musuh Allah dan manusia. Dan kalau itu sampai terjadi, maka murka mereka akan menjadi kemuliaan bagi Allah, dan karena itu kepentingan mereka bisa ditahan.
- (2) Bahwa bagaimanapun juga, sungguh penting untuk membungkam para rasul di kemudian hari (ay. Kis 4:17-18). Para imam tidak mampu membuktikan bahwa kedua rasul itu telah mengatakan atau melakukan hal yang salah, tetapi meskipun begitu keduanya harus dilarang mengatakan atau melakukan kembali apa yang telah mereka perbuat itu. Bagi mereka, yang penting adalah bahwa pengajaran Kristus jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, seakan-akan peristiwa mujizat itu seperti wabah penyakit yang baru muncul dan harus dihentikan penyebarannya. Lihatlah bagaimana kejahatan neraka bertempur melawan rencana sorga. Allah ingin agar pengenalan akan Kristus tersebar ke seluruh dunia, tetapi para imam kepala itu ingin agar hal itu tidak makin luas tersiar. Namun, keinginan mereka ini ditertawakan oleh Dia yang bersemayam di sorga. Nah, untuk mencegah penyebaran ajaran ini,
- [1] Mereka menuntut supaya para rasul tidak memberitakannya lagi. Kalaupun hal ini benar-benar dilaksanakan karena wewenang mereka (yang menurut pendapat mereka wajib ditaati setiap orang Israel), supaya tidak seorang pun berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus (ay. Kis 4:18), kita tidak mendapati bahwa mereka memberikan alasan apa pun mengapa ajaran Kristus harus ditekan. Mereka tidak dapat mengatakan bahwa ajaran-Nya palsu, berbahaya, atau mengandung niat buruk, dan mereka malu mengakui alasan sebenarnya, bahwa ajaran itu justru bersaksi melawan kemunafikan dan kefasikan mereka, serta mengguncangkan kelaliman mereka. Namun, Stat pro ratione voluntas – Mereka tidak dapat memberikan alasan selain kehendak mereka. “Kami dengan tegas menuntut dan memerintah kamu, tidak saja supaya kamu tidak memberitakan pengajaran ini di depan umum, tetapi supaya mulai sekarang kamu jangan berbicara lagi dengan siapa pun, tidak juga secara pribadi kepada orang per orang, dalam nama itu.” (ay. Kis 4:17). Pelayanan yang terbesar bagi kerajaan Iblis adalah pelayanan yang membungkam hamba-hamba Tuhan yang setia dan menempatkan mereka yang adalah terang dunia itu di bawah gantang.
- [2] Mereka mengancam dengan keras bahwa apabila rasul-rasul itu tetap melakukannya, mereka harus menanggung sendiri akibatnya. Sidang ini akan menganggapnya sebagai penghinaan apabila mereka melakukan hal itu, dan mereka akan menanggung akibat yang tidak menyenangkan oleh karenanya. Kristus tidak saja menyuruh mereka memberitakan Injil kepada semua makhluk, tetapi juga berjanji untuk mendukung mereka dalam melewatinya, serta memberikan imbalan atasnya. Nah, imam-imam ini tidak saja melarang pemberitaan Injil, tetapi juga mengancam untuk menghukum perbuatan itu sebagai kejahatan yang sangat keji. Sebaliknya, mereka yang tahu caranya justru akan menghargai ancaman-ancaman dunia, meskipun ancaman-ancaman itu berupa pembantaian, sampai ancaman itu berlalu (9:1).
- II. Di sini diceritakan perihal ketetapan hati para tahanan yang dengan berani melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memedulikan ketetapan sidang dan pernyataan mereka tentang hal ini (ay. Kis 4:19- 20). Petrus dan Yohanes tidak perlu berunding untuk mengetahui isi pikiran masing-masing (sebab keduanya digerakkan oleh Roh yang satu dan yang sama). Mereka seia sekata dan menjawab dengan sehati, “Manakah yang benar di hadapan Allah, yang kepada-Nya kamu dan kami harus bertanggung jawab, taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Kami meminta, silakan kamu putuskan sendiri, sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata kepada semua orang tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar, karena kami sudah sering mengalaminya sendiri dan diberi tugas untuk memberitakannya.” Akal pikiran si ular tentunya akan menyuruh mereka menutup mulut, dan meskipun hati nurani mereka tidak dapat berjanji untuk tidak memberitakan Injil lagi, mereka tidak perlu menceritakan hal ini kepada para pemimpin itu. Namun, keberanian sang singa memimpin mereka untuk melawan wewenang dan kejahatan para penganiaya mereka. Keduanya bahkan mengatakan bahwa mereka tetap akan memberitakan Injil dan membenarkan diri dengan dua hal:
- 1. Perintah Allah, “Kamu memerintahkan kami untuk tidak memberitakan Injil, sedangkan Ia memerintahkan kami untuk mengabarkannya, memercayakan tugas itu kepada kami, dan menuntut kesetiaan kami untuk melaksanakannya. Sekarang siapakah yang harus kami taati, Allah atau kamu?” Di sini mereka memakai salah satu dari communes notitiæ – pernyataan yang telah diterima dan diakui dalam hukum alam, bahwa jika perintah manusia dan perintah Allah saling berbenturan, maka perintah Allah itulah yang harus dijalankan. Sudah menjadi hukum umum di Inggris bahwa jika terdapat ketetapan yang berlawanan dengan hukum Allah, maka ketetapan tadi akan ditiadakan dan dibatalkan. Tidak ada yang lebih konyol daripada lebih menaati manusia yang lemah dan dapat berbuat salah, yang sama-sama merupakan makhluk ciptaan dan bawahan, bukan menaati Allah yang jauh lebih bijaksana dan suci, Pencipta dan Tuhan kita yang memiliki kuasa tertinggi, serta yang adalah Hakim yang kepada-Nya semua orang harus mempertanggungjawabkan dirinya. Perkaranya begitu jelas, tidak bertentangan, dan terbukti benar dengan sendirinya, hingga kami memberanikan diri untuk mempersilakan Anda memutuskan sendiri, walau Anda bersikap berat sebelah dan berprasangka. Bisakah Anda berpendapat bahwa adalah benar di hadapan Allah untuk melanggar perintah ilahi demi menaati perintah manusia? Segala sesuatu yang benar di hadapan Allah pastilah benar, sebab kami yakin penghakiman-Nya sesuai dengan kebenaran. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita menguasai diri dengan penghakiman-Nya.
- 2. Kesadaran hati nurani mereka. Seandainya pun kedua rasul itu tidak menerima perintah langsung dari sorga untuk memberitakan ajaran Kristus, mereka tidak mungkin untuk tidak berkata-kata dan berbicara di depan umum tentang apa yang telah mereka lihat dan yang telah mereka dengar. Seperti Elihu, mereka tumpat dengan kata-kata, dan Roh yang ada dalam diri mereka mendesak mereka. Mereka harus berbicara supaya merasa lega (Ayb. 32:18, 20).
- (1) Mereka merasakan pengaruh ajaran itu dalam diri mereka, betapa luar biasa perubahan yang telah mereka alami, bagaimana mereka telah dibawa memasuki dunia baru. Oleh karena itu, tidak bisa tidak mereka harus berbicara tentang hal itu. Orang-orang yang paling mampu berbicara tentang ajaran Kristus adalah mereka yang sudah merasakan sendiri kuasa dan manisnya ajaran Kristus serta dipengaruhi olehnya. Rasanya bagaikan api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulang (Yer. 20:9).
- (2) Mereka tahu betapa pentingnya ajaran Kristus itu bagi orang lain. Mereka prihatin melihat jiwa-jiwa yang akan binasa dan sadar bahwa orang-orang ini tidak akan dapat menghindar dari kebinasaan kekal selain melalui Yesus Kristus. Oleh sebab itu keduanya dengan setia memberikan peringatan dan menunjukkan jalan yang benar kepada mereka. Hal-hal itu adalah yang telah mereka lihat dan yang telah mereka dengar, dan oleh sebab itu mereka akan dengan setia memberikan peringatan dan menunjukkan jalan yang benar. Hal-hal yang telah kami lihat dan dengar sendiri. Oleh karena itu, jika bukan kami yang memberitakannya, siapa lagi yang akan melakukannya? Siapa yang bisa? Kami tahu apa artinya perkenan dan juga takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang. Sebab kasih Kristus dan juga kasih terhadap jiwa-jiwalah yang mendorong kami (2Kor. 5:11, 14).
- III. Di sini diceritakan tentang pembebasan kedua tahanan itu (ay. Kis 4:21). Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, dan berpikir telah berhasil menakut-nakuti mereka, lalu akhirnya melepaskan mereka juga. Cukup banyak orang yang mereka takut-takuti supaya menaati ketetapan-ketetapan mereka yang tidak benar. Mereka tahu bagaimana harus membuat orang ketakutan dengan cara mengucilkan mereka (Yoh. 9:22), dan menyangka bahwa mereka juga dapat menanamkan pengaruh yang sama terhadap kedua rasul seperti terhadap orang lain. Namun, mereka terkecoh sebab rasul-rasul itu adalah pengikut Yesus. Para imam itu mengancam mereka, dan hanya itulah yang sekarang mampu mereka lakukan. Setelah melakukan itu mereka akhirnya melepaskan mereka juga,
- 1. Karena mereka tidak berani melawan orang banyak yang memuliakan Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi, dan yang pasti siap (setidaknya itulah yang mereka sangka) menyeret mereka turun dari kursi mereka, apabila mereka menghukum kedua rasul itu karena mengadakan mujizat itu. Sama seperti para pemimpin yang melalui ketetapan Allah membuat takut dan mengendalikan orang jahat, demikian pula orang banyak melalui campur tangan Allah adakalanya membuat takut dan mengendalikan para pemimpin jahat.
- 2. Karena mereka tidak mampu menyangkali mujizat itu (ay. Kis 4:22), Sebab orang yang sudah disembuhkan oleh mujizat itu sudah lebih dari empat puluh tahun umurnya. Oleh karena itu,
- (1) Mujizat itu semakin luar biasa karena orang itu sudah lumpuh sejak lahirnya (3:2). Semakin bertambah usianya, semakin mendarah daging pula penyakit yang dideritanya, sehingga makin sulit disembuhkan. Jika orang-orang semakin berumur dan sudah sejak lama terbiasa melakukan kejahatan, kemudian dipulihkan dari kelemahan rohaniah mereka hingga menjadi baik, dan dengan demikian terlepas dari kebiasaan-kebiasaan buruk mereka, kuasa kasih karunia ilahi yang mereka alami itu pun akan semakin dimuliakan.
- (2) Kebenaran mujizat itu semakin terbukti, sebab orang yang sudah disembuhkan oleh mujizat itu sudah lebih dari empat puluh tahun umurnya. Oleh karena itu, ia tentu saja, sama seperti orang buta yang telah disembuhkan Kristus, dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri saat ditanyai (Yoh. 9:21).
SH: Kis 4:13-22 - Gelap hati, gelap mata (Minggu, 15 Juni 2003) Gelap hati, gelap mata
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pendidik adalah
mengubah paradigma (cara berpikir) seseorang. Ternyata, seban...
Gelap hati, gelap mata
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pendidik adalah mengubah paradigma (cara berpikir) seseorang. Ternyata, sebanyak apa pun pemindahan informasi dari pendidik ke anak didik tidak serta merta membuahkan perubahan paradigma. Seperti kuda, pada akhirnya kita hanya berjalan sesuai dengan arah dan cakupan kacamata yang kita kenakan.
Para imam dan orang Saduki mengenakan kaca-mata yang begitu gelap sehingga mereka gagal melihat karya Allah yang begitu terang benderang. Mereka tidak melihat orang lumpuh itu sembuh total (Kis. 3:1-10), mereka hanya melihat Petrus dan Yohanes sebagai murid Yesus. Ketidaksukaan terhadap Yesus menjadi dasar bagi mereka untuk menolak mendengar pemberitaan tentang Dia. Hati mereka yang gelap telah menggelapkan mata mereka pula.
Menjernihkan mata untuk melihat dengan tepat dimulai dari hati. Datanglah kepada Tuhan, bawalah hati yang gelap itu ke hadirat- Nya. Akuilah bahwa hati kita gelap oleh dengki, kecewa, marah, atau iri. Kemudian mintalah agar Tuhan mengisi hati kita dengan kasih, namun jangan hanya meminta kasih secara umum melainkan kasih kepada orang yang menjadi obyek marah dan kecewa kita. Hanya kasih Tuhanlah yang dapat menjernihkan hati; namun kita tidak bisa meminta Tuhan menjernihkan hati bila kita menolak untuk mengasihi.
Renungkan: Mintalah kepada Tuhan, untuk menuangkan kasih-Nya ke dalam hati Anda agar bisa mengasihi orang yang tidak Anda sukai.
Bacaan Untuk Minggu Trinitas
Yesaya 6:1-8; Roma 8:12-17; Yohanes 3:1-17; Mazmur 29
Lagu: Kidung Jemaat 434
SH: Kis 4:13-22 - Kesaksian yang berkuasa (Minggu, 14 Juni 2009) Kesaksian yang berkuasa
Bagaimana kesaksian Kristen bekerja menyatakan kuasa Allah? Melalui
kesaksian faktual, keberanian menyatakan kesaksian i...
Kesaksian yang berkuasa
Bagaimana kesaksian Kristen bekerja menyatakan kuasa Allah? Melalui kesaksian faktual, keberanian menyatakan kesaksian itu, dan kuasa Roh Kudus yang menyertai.
Meski berhadapan dengan para pemuka agama, Petrus dan Yohanes tidak merasa takut menyatakan kebenaran yang mereka imani. Dengan yakin Petrus memberikan argumentasi tentang kuasa Yesus yang telah memampukan mereka menyembuhkan orang lumpuh (Kis. 4:8-12). Begitu lancar Petrus mengemukakan pokok-pokok imannya, sehingga Mahkamah Agama tampaknya semula menganggap Petrus dan Yohanes adalah orang-orang yang terdidik secara khusus dalam pengetahuan agama. Maka ketika mengetahui bahwa Petrus dan Yohanes adalah orang biasa yang tidak terpelajar, Mahkamah Agama merasa heran dengan kemampuan Petrus menjabarkan semua itu (ayat 13). Namun saksi hidup, yaitu orang lumpuh yang telah disembuhkan dan berdiri di dekat kedua rasul itu, membuat mereka tidak dapat memberikan sanggahan (band. Luk. 21:15). Yang mereka bisa lakukan hanyalah mengancam Petrus dan Yohanes untuk tidak mengkhotbahkan Yesus sebagai sumber mukjizat kesembuhan tersebut. Terhadap ancaman para pemimpin agama Yahudi, sikap Petrus dan Yohanes jelas dan tegas. Mereka menolak tunduk di bawah ancaman karena mereka telah berkomitmen untuk setia mutlak kepada Allah (ayat 19). Tepat seperti yang pernah dikatakan mengenai teolog Skotlandia, John Knox "Ia begitu takut kepada Allah, sehingga ia tidak pernah merasa takut kepada manusia siapapun juga".
Keberanian berdiri tegak memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus dengan risiko apapun adalah buah dari kuasa Roh Kudus dalam hidup orang percaya. Justru semakin kuat tekanan kepada iman Kristen, kesaksian iman pun semakin tampak dan berdampak dahsyat. Sebab itu jangan pernah takut kalau Anda harus memberi pertanggungjawaban iman kepada siapapun. Nyatakan iman Anda dengan berani dan lihat bagaimana Roh Kudus berkarya melalui kesaksian itu.
SH: Kis 4:13-22 - Apa pun risikonya (Senin, 20 Juni 2011) Apa pun risikonya
Dengan mata, manusia dapat melihat segala sesuatu. Namun mata rohani yang tertutup dosa sulit melihat kebenaran. Dalam kondisi demi...
Apa pun risikonya
Dengan mata, manusia dapat melihat segala sesuatu. Namun mata rohani yang tertutup dosa sulit melihat kebenaran. Dalam kondisi demikian, orang jadi lebih suka menolak dan menindas kebenaran.
Inilah yang terjadi pada pemimpin agama Yahudi. Mereka mengalami kebutaan rohani sehingga mata hati mereka begitu gelap hingga tak bisa melihat karya Allah yang sedang bekerja di tengah-tengah mereka. Mereka tidak melihat dan bahkan menolak fakta kebenaran dan kuasa murid-murid Yesus dalam bersaksi, karena mereka hanya orang biasa dan tidak terpelajar (13). Para pemimpin agama Yahudi juga menolak fakta yang tidak terbantahkan dan yang jelas terbentang di depan mereka, yaitu bahwa orang yang lumpuh sejak lahir itu telah sembuh total secara ajaib. Padahal semua fakta itu menunjukkan bahwa Yesus hidup dan saat itu bekerja melalui Roh Kudus-Nya.
Kebencian terhadap Yesus, kekerasan hati, dan kebutaan mata rohani menghalangi mereka untuk melihat kebenaran itu. Akibatnya, mereka hanya bisa terheran-heran akan kuasa dan keberanian Petrus dan Yohanes dalam melakukan mukjizat. Bukannya menerima kebenaran, mereka malah memberikan intimidasi agar kebenaran tentang Yesus tidak tersebar semakin luas (17).
Menghadapi intimidasi Mahkamah Agama, Petrus dan Yohanes memilih untuk menaati Allah, apa pun risikonya. Karena tidak mungkin bagi mereka untuk tidak bersaksi tentang apa yang mereka telah lihat dan dengar mengenai Tuhan Yesus, yang menyelamatkan orang yang percaya kepada-Nya.
Pilihan untuk menaati Allah di tengah lingkungan yang tidak mengenal Kristus memang tidak mudah. Bisa jadi malah mengundang risiko. Namun kita harus teguh pada iman kita karena hidup kita sudah ditebus dan harganya telah lunas dibayar oleh curahan darah Kristus di kayu salib. Karena itu kita sudah menjadi milik Kristus sepenuhnya. Maka seharusnyalah tak ada kompromi dan tak ada lagi pikir-pikir bila pilihannya adalah meninggalkan Kristus. Meski nyawa risikonya, Kristuslah yang harus kita pilih, bukan yang lain!
SH: Kis 4:1-22 - Menghadapi ancaman dan tekanan (Jumat, 28 Mei 1999) Menghadapi ancaman dan tekanan
Akibat dari kesaksian dan pengajaran tentang Allah, kini Petrus
dan Yohanes harus menghadapi tekanan dan ancaman ...
Menghadapi ancaman dan tekanan
Akibat dari kesaksian dan pengajaran tentang Allah, kini Petrus dan Yohanes harus menghadapi tekanan dan ancaman dari para pemimpin agama dan penguasa wilayah setempat. Mereka berdua ditangkap, bukan karena berbuat jahat, tetapi memberitakan Injil. Meskipun demikian, mereka tidak gentar. Bahkan kehadiran mereka di antara para pemimpin agama itu; mereka manfaatkan sebagai kesempatan untuk bersaksi bahwa keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus yang telah disalibkan dan dibangkitkan Allah dari antara orang mati.
Gereja bersaksi. Petrus dan Yohanes bukanlah orang-orang terpelajar, tetapi memiliki keberanian dan hikmat luar biasa untuk bersaksi. Bahkan larangan dan ancaman tidak menghalangi semangat iman mereka untuk menyaksikan bahwa: "Tak ada nama lain selain Dia, Yesus Kristus!" Semangat bersaksi Petrus dan Yohanes hendaklah juga mengobarkan semangat Gereja masa kini. Meskipun berada di bawah tekanan dan ancaman, Gereja harus terus bersaksi. Allah pasti memberikan kekuatan, keberanian dan hikmat luar biasa bagi mereka yang mengobarkan kebenaran Injil.
Renungkan: Ketika bersaksi atau menyuarakan kebenaran, pernahkah kita merasa takut karena ancaman dari penguasa?
SH: Kis 4:1-22 - Berani karena Benar (Jumat, 25 Mei 2018) Berani karena Benar
Saat Petrus dan Yohanes sedang mengajar orang banyak, datanglah para imam kepala serta orang Saduki. Mereka tidak senang dengan P...
Berani karena Benar
Saat Petrus dan Yohanes sedang mengajar orang banyak, datanglah para imam kepala serta orang Saduki. Mereka tidak senang dengan Petrus dan Yohanes yang mengajarkan tentang konsep kebangkitan Yesus dari antara orang mati (2; Kis. 3:15). Sebab orang Saduki sama sekali tidak percaya adanya kebangkitan orang mati. Mereka juga menolak konsep takdir, ganjaran kekal setelah kematian, dan keabadian jiwa. Kaum Saduki lebih menekankan pada kehendak bebas dan kemandirian akal budi manusia. Oleh karena itu, segala hal yang tidak dapat diterima secara logika dianggap omong kosong belaka.
Para imam kepala itu marah karena menurut mereka kedua rasul Yesus tidak punya hak untuk berkhotbah dan mengajar, apalagi mewartakan Yesus yang sudah dicap sebagai penghujat Allah. Karena alasan itu Petrus dan Yohanes ditangkap, diadili, dan dipenjara. Dalam persidangan, kedua rasul Yesus mendapat pertanyaan krusial yang bernuansa politis, yaitu dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah mereka bertindak menyembuhkan orang lumpuh itu? (7). Berkat hikmat dan kekuatan Roh Kudus, Petrus menegaskan bahwa Yesus, yang telah disalibkan oleh para agamawan Yahudi, itulah yang telah menyembuhkan orang lumpuh itu. Pernyataan Petrus dan kesaksian orang lumpuh itu sudah membuktikan Yesus adalah Mesias dan Anak Allah (10-14).
Ucapan Petrus bukan hanya melukai perasaan dan harga diri anggota Mahkamah Agama, tetapi juga membuat mereka keheranan. Mereka menghendaki bahwa setelah peristiwa penyaliban Yesus orang Nazaret, tidak akan ada lagi orang yang menyebut nama-Nya. Namun, mereka tidak dapat menghambat karya Allah di tengah bangsa Israel. Sebab, apa yang diberitakan para rasul itu benar adanya.
Sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk berani memberikan kesaksian tentang Yesus sebagai satu-satunya Penyelamat, Penebus, dan Penghibur bagi manusia berdosa. Fakta dan kebenaran ini sepatutnya mendorong kita untuk lebih berani hidup bagi Kristus dan kerajaan-Nya. [JMN]
Utley -> Kis 4:13-22
Utley: Kis 4:13-22 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 4:13-2213 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak ter...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 4:13-22
13 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mulai mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. 14 Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. 15 Dan setelah mereka menyuruh rasul- rasul itu meninggalkan ruang sidang, berundinglah mereka, 16 dan berkata: "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mijizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya. 17 supaya hal itu jangan makin luas tersiar dianatara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapa pun dalam nama itu. 18 Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. 9 tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. 20 Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar." 21 Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi. 22 Sebab orang yang disembuhkan oleh mujizat itu sudah lebih dari empat puluh tahun umurnya
Kis 4:13 "tidak terpelajar" Istilah ini adalah agrammatos, yang adalah istilah "menulis" dengan ALPHA PRIVATIVE. Ini mungkin berarti bahwa mereka (1) bodoh atau tidak terpelajar (lih. Moulton, Milligan, Vocabulary, hal. 6); atau (2) mereka yang tidak terlatih di sekolah-sekolah rabinik (lih. A. T, Robertson, Word Pictures dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru, vol 3, hal. 52 dan Louw dan Nida, Leksikon, vol.1, hal 328).
□ "tidak terlatih" Dibawah ini adalah istilah idi∩ts, yang biasanya diterjemahkan "awam atau tidak terlatih di bagian tertentu." Awalnya itu disebut orang normal sebagai lawan dari pemimpin atau juru bicara. Itu akan digunakan oleh orang luar vs anggota kelompok (lih. 1Kor 14:16,23-24; 2Kor 11:6).
Perhatikan bagaimana terjemahan bahasa Inggris yang berbeda menangani frase ini.
- NASB, NKJV "orang-orang yang tidak terpelajar dan tidak terlatih"
- NRSV "orang-orang yang tidak terpelajar dan biasa"
- TEV "orang-orang biasa yang tidak berpendidikan"
- NJB "orang awam yang tidak berpendidikan"
□ "Mereka takjub" Ini adalah IMPERFECT ACTIVE INDICATIVE (sebagai dua kata kerja berikutnya). Mereka menyiratkan baik awal dari suatu tindakan atau tindakan berulang di masa lalu (INDICATIVE MOOD). Lukas sering menggunakan kata ini (18 kali dalam Lukas dan Kisah Para Rasul); biasanya, namun tidak selalu, memiliki konotasi positif (lih. Luk 11:38; 20:26, Kis 4:13; 13:41).
□ "Mulai mengenali mereka sebagai orang yang telah bersama dengan Yesus" Ini sebenarnya pujian. Yesus juga tidak dilatih di sekolah rabinis, namun Ia mengetahui Perjanjian Lama dengan baik. Dia menghadiri sekolah Sinagog seperti semua anak Yahudi (bahkan Petrus dan Yohanes) diminta untuk melakukannya.
Para pemimpin mengenali keberanian dan kekuatan Petrus dan Yohanes. Mereka telah melihat hal yang sama dalam Yesus.
Kis 4:14 semua orang mengenal orang lumpuh ini karena dia biasa duduk di pintu Bait Allah setiap hari. Namun ia tidak duduk lagi! Orang banyak di Bait Allah tidak bisa menyangkal ini (lih. ayat Kis 4:16,22)
Kis 4:15 Mereka meminta mereka bertiga untuk keluar sementara mereka membahas pilihan mereka dan merencanakan strategi penyangkalan dan kebohongan (lih. ay. Kis 4:17-18)
Kis 4:17-18 Ini adalah rencana mereka! Berhenti berbicara tentang Yesus dan berhenti membantu orang dalam nama- Nya! Bagaimana dengan semua orang yang memuji Tuhan untuk kesembuhan (lih. Kis 3:8-9; 4:16)?
Kis 4:19 "Apakah" ini adalah kalimat FIRST CLASS CONDITIONAL, yang digunakan bukan kenyataan, tetapi untuk kepentingan argumentasi. Petrus dan Yohanes tidak berpikir perintah mereka sah (lih. Kis 5:28).
□ "hak" Lihat Topik Khusus: Kebenaran di Kis 3:14
□ "Silahkan kamu putuskan sendiri" Ini merupakan AORIST ACTIVE IMPERATIVE. Mereka mengutuk diri mereka sendiri dengan kata-kata, alasan-alasan, dan tindakan-tindakan mereka.
Kis 4:20 Petrus dan Yohanes menegaskan bahwa mereka tidak dapat menyangkal apa yang mereka alami dan tidak akan berhenti bersaksi tentang itu!
Kis 4:21 "Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu" saya ingin tahu seperti apa ancaman mereka. Yesus dibangkitkan dari antara orang mati. Pria itu bangkit dari tempat tidurnya; apa yang akan dilakukan para pemimpin terhadap Petrus dan Yohanes?
□ "Tidak melihat dasar untuk menghukum mereka" Ini mungkin menunjukkan salah satu tujuan Lukas menulis. Kekristenan bukan ancaman bagi Roma atau ancaman bagi kedamaian Yerusalem. Bahkan Sanhedrin tidak bisa menemukan alasan untuk menghukum para pemimpin ini.
□ "Karena takut akan orang banyak" Para saksi mata peristiwa di Yerusalem sangat menghormati gereja mula-mula (lih. Kis 2:47). Para pemimpin Yahudi ini terancam oleh popularitas tersebut (lih. Kis 5:13,26).
TFTWMS -> Kis 4:15-17
TFTWMS: Kis 4:15-17 - Jangan Mengharapkan Iblis Bersikap Adil JANGAN MENGHARAPKAN IBLIS BERSIKAP ADIL (Kis 4:15-17)
Setelah pembelaan Petrus, Sidang itu terhenyak membisu dan kelenger. Kebisuan yang memalukan it...
JANGAN MENGHARAPKAN IBLIS BERSIKAP ADIL (Kis 4:15-17)
Setelah pembelaan Petrus, Sidang itu terhenyak membisu dan kelenger. Kebisuan yang memalukan itu akhirnya pecah ketika seseorang menyarankan mereka untuk bertemu dalam sidang tertutup. "Dan setelah mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang,1berundinglah mereka" (ay. 15).2
Apa yang mereka harus rundingkan adalah bagaimana mereka dapat membatalkan dosa dahsyat menyalibkan Mesias. Seharusnya mereka bertanya, sebagaimana yang dilakukan oleh para pendengar Petrus, "Apakah yang harus kami perbuat?" (2:37). Bagaimanapun, mereka memiliki kepentingan pribadi dalam kesalahan itu. Jika mereka mengakui Yesus adalah Mesias, secepatnya akan muncul imam kepala dan Sidang yang lain—mereka akan menjadi pengangguran, dan tidak berdaya! Mereka tidak dapat menyingkirkan hambatan harga diri, prasangka dan kepraktisan hidup. Daripada menanyakan bagaimana mereka dapat mengoreksi kesalahan mereka yang menghebohkan itu, mereka malah bertanya, "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini?" (ay. 16a).
Dibalik pintu tertutup, mereka mampu berterus terang: "Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka [Petrus dan Yohanes] telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya" (ay. 16b; huruf miring oleh saya). Tidak seperti mujizat-mujizat zaman kini, mujizat-mujizat Perjanjian Baru adalah segera, sempurna, dan meyakinkan—bahkan di hadapan mereka yang skeptis!3
Para anggota Sidang itu tahu pengemis itu telah disembuhkan; oleh sebab itu mereka tahu kesaksian Petrus dan Yohanes adalah benar; oleh sebab itu mereka juga tahu Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati! Namun tetap saja pertanyaan mereka adalah, "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini?" dan yang mereka pedulikan hanyalah bagaima-na mengekang agama Kristen ini supaya tidak menyebar (ay. 17a). Disinilah kemunafikan diwujudkan! "Bagaimana mereka sekarang dapat saling berpandangan, adalah suatu teka-teki moral. Namun kemungkinan mereka tidak begitu."4
Simaklah bahwa bahkan mujizat yang "menyolok" sekalipun tidak dapat merubah mereka yang berhati keras. Di zaman kini, beberapa orang berkata bahwa jika kita mau menggapai dunia yang sakit dosa ini, maka kita memerlukan banyak "mujizat." Bagaimanapun, mujizat tidak pernah menjadi "kekuatan Allah yang menyelamatkan"; injil adalah kekuatan yang menyelamatkan (Roma 1:16)! Kita tidak memerlukan "mujizat yang lebih banyak"; yang kita perlukan adalah pemberitaan injil yang lebih banyak!
Kita tidak tahu berapa lama Sidang itu merenungkan dilema apa yang harus dilakukan ke atas orang-orang yang tidak bersalah ini. Akhirnya, seseorang memberi sebuah saran: "Baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama itu" (ay. 17b). Meskipun Petrus dan Yohanes telah berbicara dengan berani, para pemimpin Yahudi itu masih berharap dapat mengancam mereka dan rasul-rasul lainnya. Apalagi, belum lama berselang, ketika Yesus ditangkap, bukankan rasul-rasul itu melarikan diri dalam ketakutan? Mereka memutuskan untuk memperingatkan mereka supaya "jangan berbicara lagi dengan siapapun" dalam nama Yesus.
Renungkanlah sejenak kata-kata: "jangan berbicara lagi dengan siapapun." Sidang itu bermaksud memerintahkan Petrus dan Yohanes supaya "sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus" (ay. 18; huruf miring oleh saya). Yang ada di benak mereka adalah pelarangan total menyebut nama Yesus secara terbuka atau diam-diam. Rencana mereka adalah melarang pembicaraan tentang Yesus dimana saja, dengan cara apa saja, diwaktu kapan saja, di tempat mana saja kepada siapa saja! Jika saja para rasul dan orang Kristen lainnya mematuhi dekrit itu, maka nama Yesus tidak akan pernah lagi terdengar di muka bumi ini!
Kita mungkin siap memprotes, "Tunggu sebentar! Sidang itu tidak berhak mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal itu! Petrus dan Yohanes tidak melanggar hukum manapun juga dan tidak patut dihukum. Apa yang direncanakan oleh Sidang itu tidak adil!" Siapa bilang iblis itu adil? Selama bertahun-tahun saya temukan bahwa umat Kristen sering menjadi bingung dan frustasi ketika berurusan dengan orang-orang yang culas. Saya sudah mendengar keluhan ini: "Saya betul-betul tidak dapat memahami hal itu (atau dia)!" Ketika saya mendengar keluhan seperti itu, biasanya saya menjawab, "Saya senang kamu tidak dapat memahami hal itu. Itu menunjukkan pikiranmu masih bersih!"5
Ketika Iblis menyusahkan Anda, jangan terkejut apabila ia tidak bersikap adil. Sebab itu memang sudah sifatnya. Harapkanlah ia bersikap culas. Hanya saja berhati-hatilah untuk tidak meneladani dia! (Ingatlah: Jangan mengikuti permainannya!)
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) YANG JANGAN DAN YANG BOLEH DALAM BERURUSAN DENGAN IBLIS (Kis 4:15-31)
Sejauh ini kita telah memiliki empat saran tentang apa yang harus kita lakukan ...
YANG JANGAN DAN YANG BOLEH DALAM BERURUSAN DENGAN IBLIS (Kis 4:15-31)
Sejauh ini kita telah memiliki empat saran tentang apa yang harus kita lakukan ketika iblis berusaha menghancurkan kita: (1) jangan terkejut, (2) jangan melempar handuk, (3) jangan mengikuti permainan iblis, dan (4) lupakanlah kepentingan pribadi Anda. Dalam kita menyelesaikan pelajaran kita tentang penganiayaan pertama terhadap gereja, kita mau menarik lima saran lagi dari teks kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 4:15-31)
Iblis berusaha untuk membungkam rasul-rasul itu, tetapi gagal. Dengan segala cara Iblis juga berusaha semampunya untuk membu...
KESIMPULAN (KIS 4:15-31)
Iblis berusaha untuk membungkam rasul-rasul itu, tetapi gagal. Dengan segala cara Iblis juga berusaha semampunya untuk membungkam kita. Bagaimanapun, jika kita mau mengikuti saran-saran yang diambil dari teks kita dan tetap dekat kepada Allah kita, maka iblis pun tidak akan berhasil terhadap kita! "Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu" (Yakobus 4:7).
Sudah tentu iblis tidak akan menyerah dengan mudahnya. Dalam pasal 5 kita akan melihat iblis berusaha lagi untuk menghancurkan gereja—dari dalam dan dari luar. Dengan begitu, iblis tidak akan menyerah kepada Anda dengan begitu saja. Lihat kembali Yakobus 4:7: Jika Anda mau "melawan iblis," pertama kali Anda harus "tunduk kepada Allah." Anda tidak dapat melawan Iblis dengan kekuatan Anda sendiri; Anda memerlukan pertolongan Allah! Jika Anda belum menyerahkan hidup Anda kepada Tuhan, lakukanlah sekarang juga!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Teks Yunani di sini adalah "Sanhedrin," dan NIV menerjemahkannya seperti itu. Ayat ini mengesankan majelis Sidang.
2 ...
Catatan Akhir:
- 1 Teks Yunani di sini adalah "Sanhedrin," dan NIV menerjemahkannya seperti itu. Ayat ini mengesankan majelis Sidang.
- 2 Para penafsir bertanya-tanya bagaimana Lukas mengetahui adanya sidang tertutup ini. Ada yang mengatakan bahwa baik Paulus maupun Gamaliel atau kedua-duanya ikut hadir dan Lukas dapat mengetahui apa yang telah terjadi dari Paulus. Yang lain lagi menulis bahwa beberapa imam yang belakangan menjadi Kristen (6:7) atau beberapa orang Farisi yang belakangan menjadi Kristen (15:5) boleh jadi hadir di situ. Bagaimanapun, semua kesulitan ini lenyap, apabila tetap diingat bahwa Lukas dibimbing oleh Roh Kudus. Allah mengetahui apa yang terjadi di balik pintu-pintu yang tertutup itu!
- 3 Contoh penyembuhan pengemis ini menggambarkan tiga karakter: mendadak-3:7; menyeluruh-4:10; meyakinkan-4:16.
- 4 J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 1 (Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 73. 5Orang-orang culas mengharapkan orang lain bersikap culas juga.
- 6 "Jangan beri iblis seinci jua" artinya "Jangan pernah menoleransi iblis bahkan untuk sedikit jua." Jika Anda tinggal di tempat dimana sistem meteran merupakan patokan, gantilah istilah setempat yang mengandung gagasan yang sama.
- 7 Sejalan dengan waktu, jemaat-jemaat cenderung menjadi lebih bersifat melayani diri sendiri dan kurang melakukan penginjilan. Hal ini jelas melicinkan tujuan iblis dengan sempurnanya. Aktivitas banyak jemaat sama sekali tidak mengganggu dia!
- 8 Anda dapat pula memakai ilustrasi kerentanan seorang anak bayi. Peristiwa ini terjadi pada saat gereja masih bayi.
- 9 Sewaktu saya bertanya kepada kelas, "Apa yang terjadi jika keputusan itu dilaksanakan?" Seorang pria menjawab, "Malam ini kita kemungkinan tidak akan sedang duduk di sini untuk mempelajari hal-hal ini!"
- 10 Yesus sering kali melibatkan mereka ke dalam sebuah dilema ketika mereka berusaha menjebak Dia. Lihat Matius 21:24-27, untuk situasi serupa dalam kehidupan Kristus.
- 11 Gagasan ini disadur dari pelajaran Richard Rogers, "The First Opposition," yang dikhotbahkan di Sunset church of Christ, Lubbock, Texas, n.d.
- 12 Ibid.
- 13 Beberapa penulis berteori bahwa sudah menjadi kebijaksanaan Sidang itu untuk memberi peringatan hanya terhadap pelanggaran pertama. Bagaimanapun, teks itu menegaskan bahwa Sidang itu berkeinginan untuk menghukum rasul-rasul itu dan tidak akan ragu-ragu untuk bertindak jika saja mereka dapat merekayasa sedikit alasan untuk menindak mereka-dan juga jika mereka tidak takut kepada orang banyak.
- 14 Terjemahan C.H. Rieu atas Kitab Kisah mencatat bahwa mereka "tidak dapat merekayasa alasan untuk menghukum mereka." (Huruf miring oleh saya.)
- 15 Mereka telah mencoba mengintimidasi Petrus dan Yohanes, namun gagal. Sebaliknya, mereka sendirilah yang terintimidasi-oleh orang banyak.
- 16 Usia orang itu ditekankan sebab (1) ia telah begitu lama menjadi pengemis sehingga setiap orang telah mengenal dia, (2) ia sudah melampaui batas umur bagi tubuhnya untuk diperbaharui secara alami. (3) tanpa diragukan lagi hal ini membuktikan bahwa mujizat itu adalah asli.
- 17 Juga, Sidang itu kemungkinan menjadi sedikit gugup menghadapi kuasa rasul-rasul itu!
- 18 Tak satupun dari semua ini salah-jika kita selalu menempatkan mereka dalam perspektif.
- 19 RSV menulis "teman-teman mereka."
- 20 Meskipun teks itu mengatakan "berserulah mereka ," prosedur biasanya kemungkinan sebagai berikut: satu orang menyuarakan perasaan mereka, sedangkan yang lainnya menimpali dengan perkataan "amin." 21 "Bersama-sama" merupakan ungkapan yang hampir selusin kali ditemukan dalam kitab Kisah. Kesatuan gereja mula-mula merupakan bagian dari "rahasia" kesuksesan mereka.
- 22 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Com- mentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 416.
- 23 Doa haruslah merupakan sebuah respon ketimbang sebuah ritual. Berhati-hatilah dalam menggunakan pelbagai ungkapan yang sama berkali-kali dalam doa Anda. Sesuaikanlah doa Anda dengan keadaan.
- 24 "Segala isinya" mencakup manusia. Manusia diciptakan oleh Allah; manusia tidak berkembang melalui proses alam.
- 25 Sejak dahulu sampai kini, kata "despot (raja lalim)" sering memiliki konotasi buruk sehingga jarang diterapkan kepada Allah. Bagaimanapun, perkataan tegas yang tidak lazim ini sangatlah cocok dalam kasus istimewa ini.
- 26 NIV, RSV, dll. Terjemahan lainnya menggunakan ungkapan "Tuan" (Goodspeed), "Penguasa segalanya" (Knox), atau "Allah yang Mahakuasa" (Norlie).
- 27 Inilah contoh mengenai acuan kepada isi Kitab Suci dalam sebuah doa-tetapi janganlah berlebihan. Doa bukanlah sarana untuk berkhotbah.
- 28 Ini merupakan acuan penting lainnya terhadap pengilhaman. Simaklah bahwa ini memberitahu kita siapa yang menulis Mazmur 2.
- 29 Kata yang diterjemahkan "rusuh" digunakan terhadap kuda yang penuh semangat yang meringkik-ringkik, di atas penolakannya, kuda itu akhirnya harus tunduk terhadap aturan tali kekang.
- 30 Kebanyakan penafsir menulis bahwa perkataan di ayat 25 dalam bahasa Yunani aslinya adalah membingungkan- tetapi maknanya cukup jelas. 31"Mazmur-mazmur Kerajaan" adalah suatu istilah yang menunjuk kepada mazmur-mazmur yang terkait dengan takhta Israel. Kebanyakan dari mazmur itu digunakan oleh bangsa Yahudi dalam pelantikan seorang raja baru.
- 32 Bangsa Filistin menyerbu negeri itu sewaktu Daud dimahkotai sebagai raja atas seluruh Israel.
- 33 Pemazmur menyatakan bahwa serangan apa saja terhadap orang yang diurapi Allah secara tidak langsung merupakan serangan terhadap Allah sendiri-dan setiap orang yang menantang Allah ditakdirkan gagal. Para rasul juga menyadari bahwa setiap serangan terhadap mereka sebenarnya merupakan serangan terhadap Yesus-dan lagi ditakdirkan gagal!
- 34 Di sini KJV menulis, "anak," tetapi dalam teks aslinya, kata yang digunakan di sini adalah yang sama digunakan dalam ayat 25, yang oleh KJV diterjemahkan sebagai "hamba." Lihat catatan tentang kata "hamba" sebagaimana yang digunakan dalam Kisah 3:13, dalam seri pelajaran ini.
- 35 Yesus tidaklah diurapi dengan minyak sebagaimana halnya raja-raja Israel. Sebaliknya, Ia diurapi dengan Roh Kudus pada saat baptisan-Nya (Matius 3:16, 17; Kisah 10:37, 38).
- 36 Dalam Perjanjian Lama, kata "bangsa" mengacu kepada bangsa-bangsa kafir di sekeliling Israel. Rasul-rasul itu menerapkan istilah "bangsa" itu ke atas Israel. Dengan kata lain, ketika bangsa Israel menolak Yesus, bangsa itu tidak lagi menjadi bangsa khusus milik Allah, bangsa itu menjadi bangsa kafir!
- 37 Lewis Foster, tafsir atas Kisah, The NIV Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1651.
- 38 Lihat catatan tentang Kisah 2:23.
- 39 Jika Anda menggunakan materi ini dalam suasana kelas, Anda bisa saja menanyakan para peserta kelas tentang apa yang akan mereka sudah doakan.
- 40 Untuk doa yang serupa, simaklah 2Raja-raja 19:14-19; Yesaya 37:17. "Lihatlah-dan bersikaplah sesuai dengan itu" sudah tersirat.
- 41 Mereka menyapa Daud dan Yesus sebagai "hamba-hamba" (ay. 25, 27, 30) sedangkan mereka menyapa diri mereka sendiri sebagai "hamba-hamba-Mu" atau "budak-budak."
- 42 Beberapa orang telah menerka-nerka bahwa "tempat" itu adalah "ruang atas" yang di 1:13, namun karena waktu telah berlalu, tidak alasan untuk percaya bahwa mereka masih tetap berkumpul di ruangan itu. Bisa jadi ini merupakan sebuah apartemen di dalam atau di dekat serambi Salomo dalam Bait Allah (5:12). Kita benar-benar tidak punya gambaran dimanakah letak "tempat" itu.
- 43 Sebagaimana telah dicatat sebelumnya, Pentakosta di Kisah 2 adalah sebuah peristiwa yang terjadi sekali.
- 44 "Penuh dengan Roh Kudus" semata-mata berarti "di bawah kendali Roh." Jika kumpulan orang yang hadir itu terdiri para rasul dan orang lain, ungkapan itu kemungkinan digunakan dalam pengertian non-mujizatiah Efesus 5:18 yang mengizinkan Roh untuk mengendalikan hidup Anda dengan cara berserah kepada kehendak-Nya (sebagaimana diungkapkan dalam Perjanjian Baru). Jika kita berserah di bawah kendali Roh, Ia akan memenuhi hidup kita dan buah-buah Roh akan keluar (Galatia 5:22-23). Dalam kasus ini, manifestasi keberadaan Roh Kudus adalah bahwa mereka memberitakan Firman dengan berani. Dengan kata lain, teks itu dapat diterapkan ke atas semua orang Kristen secara umum dan tidak semata-mata kepada rasul-rasul itu. Bagaimanapun, saya percaya, bahwa Petrus mencari rasul-ra rasul lainnya, bahwa rasul-rasul itu adalah mereka yang berdoa, bahwa rasul-rasul itu adalah mereka yang dipenuhi oleh Roh Kudus, dan bahwa mereka itu mulai memberitakan firman dengan berani. Sampai pada poin ini, yang Lukas telah catat hanyalah apa yang Petrus dan Yohanes katakan dengan berani di hadapan penganiayaan. Sekarang ia menulis bahwa semua rasul melakukan hal yang sama.
- 45 Yaitu, Ia dapat menggoyang para anggota gereja.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi